Wednesday, May 13, 2015

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

Source: www.aliem.com


Terkait organisasi, sudah tentu kegiatannya tidak jauh dari yang namanya rapat, berdiskusi, membuat acara, dll. Di samping rapat dll, kegiatan berorganisasi tak jauh-jauh dari yang namanya pengambilan keputusan.


Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut Davis(dalam Syamsi 1995) keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas. hal ini terkait dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ¨apa yang harus dilakukan¨ dan seterusnya mengenai insur-unsur perencanaan. Keputusan pun dapat berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpaung dari rencana semula. Keputusan yang baik pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat rencana dengan baik pula.


Sedangkan Syamsi (1995) menyimpulkan bahwa keputusan merupakan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu di antara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif untuk pemecahan masalah. Pentingnya pengambilan keputusan dalam organisasi sebagai langkah untuk mengarahkan organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Suatu keputusan sangat bergantung dari masalah yang dihadapi juga bergantung pada individu yang membuat keputusan. Menurut George Terry (dalam Hasan, 2002) dasar-dasar pengambilan keputusan adalah :
  • Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi
  • Keputusan berdasar intuisi sifatnya subjektif, sangat terpengaruh oleh tingkat pengetahuan, latar belakang, dan faktor lain yang bersangkutan dengan kepribadian individu pembuat keputusan.

    Keuntungannya waktu yang diperlukan untuk membuat keputusan relatif cepat, jika individu pengambil keputusan punya ḱepekaan perasaan yang cukup tinggi  maka keputusannya cenderung tepat, dasar keputusan ini cocok untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan. Namun, keputusan yang diambil berdasarkan intuitif sulit diukur kebenarannya dikarenakan sulitnya mencari alat pembandingnya.
  • Pengambilan keputusan rasional,
  • Dasar pengambilan keputusan ini banyak berkaitan dengan pertimbangan dari segi daya guna. Seperti masalah mengenai berapa sebaiknya perbandingan jumlah polisi dibanding banyaknya penduduk, dll. 
    Keputusan rasional lebih bersifat objektif dibandingkan intuitif, Dalam masyarakat juga organisasi, keputusan yang rasional dapat terasa apabila kepuasan optimal masyarakat maupun anggota organisasi dapat terlaksana.
  • Pengambilan keputusan berdasarkan fakta,
  • Keputusan berdasarkan fakta maupun data yang cukup dapat dikatakan sebagai keputusan yang cukup, solid, dan baik. Namun untuk mendapatkan fakta maupun data yang cukup merupakan hal sulit. 
    Meski fakta maupun data sudah didapat, hal tersebut masih perlu diolah dengan cermat oleh tenaga yang terampil dan terlatih yang mampu mengolah data menjadi informasi yang canggih.
  • Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, 
  • Masalah yang ditemui terkadang masih berkaitan dengan masalah-masalah yang sebelumnya pernah dihadapi. Karena itu, pengalaman dalam memecahkan masalah dapat dijadikan pedoman dalam penyelesaian masalah. Jika individu pengambil keputusan memilki banyak pengalaman, tentu pemecahan masalah menjadi lebih mudah. Idividu tersebut dapat belajar dan memilih berbagai macam alternatif penyelesaian masalah yang tepat.
  • Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang.
  • Keputusan berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan, yakni banyak diterima bawahan (meski dilakukan dengan senang hati, ataupun terpaksa), bersifat otentik, dan dikarenakan didasarkan wewenang resmi maka sifatnya lebih permanen. Namun keputusan ini berpotensi menimbulkan sifat diktator.



Jenis-jenis Keputusan Organisasi

Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.

Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
  • Keputusan Rutin
  • Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
  • Keputusan tidak Rutin
  • Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
  • Keadaan intern organisasi
  • Keadaan intern organisasi akan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Keadaan ini meliputi dana yang tersedia, kemampuan karyawan, kelengkapan dari peralatan, struktur organisasi, ketersediaan informasi yang dibutuhkan.
  • Tersedianya informasi yang diperlukan
  • Masalah di dalam organisasi muncul pada beraneka ragam situasi maupun kondisi.  Diperlukan pengetahuan mengenai sebab akibat masalah, informasi ini harus lengkap sesuai kebutuhan, terpercaya kebenarannya, dan masih aktual. Berdasarkan informasi ini pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik.
  • Keadaan ekstern organisasi
  • Dalam sistem organisasi terbuka, kegiatan organisasi tidak dapat terlepas dari pengaruh ekstern. Kondisi lingkungan di luar organisasi dapat berupa keadaan ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya, dsb.
  • Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan
  • Kepribadian dan kecakapan individu pengambil keputusan sangat mempengaruhi ketepatan keputusan yang diambil. Hal ini meliputi penilaian, kebutuhan, tingkat kecerdasan, kapasitas, kapabilitas, keterampilan, dsb.
    Nilai kepribadian dan kecakapan individu tersebut tercermin pada keputusan yang diambilnya. tipe pengambil keputusan ini menurut Eric Form (dalam Syamsi) dapat dikelompokan menjadi:
  • Tipe ketergantungan,
  • Tipe ini tidak memiliki pendirian yang tegas, dikarenakan kurang menguasai masalah yang harus diputuskan. Ia memandang orang lain atau bawahannya lebih mampu dalam memecahkan masalah. Sehingga tipe ini sangat bergantung pada pendapat bawahan.
  • Tipe eksploitatif,
  • Tipe ini mengeksploitasi ide orang lain sebagai idenya sendiri untuk kepentingan pribadi, karena ketidakmapuannya dalam pengambilan keputusan.
  • Tipe tabungan,
  • Tipe ini cenderung menyimpan idenya sendiri (tidak membagi kepada orang lain) untuk kepentingan pribadi dan untuk memperkuat posisi dan wibawanya dalam organisasi.
  • Tipe pemasaran,
  • Tipe ini memamerkan idenya atau keputusannya dengan maksud agar mendapatkan pujian dari orang lain agar dipandang sebagai pimpinan yang berwibawa.
  • Tipe produktif,
  • Tipe ini memiliki kemampuan maupun keterampilan dan pandangan yang jauh kedepan. Tipe ini sangat peduli dan dapat bekerja sama dengan bawahan, penih inisiatif serta kreatif.



Implikasi  Manajerial

Kegiatan di dalam organisasi dalam mencapai visi dan misinya, tentunya mengalami banyak permasalahan yang harus dihadapi. Dalam hal ini setiap masalah memiliki cara tersendiri untuk diselesaikan. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin organisasi terkait manajerial organisasi sangat dipengaruhi oleh cara atau dasar pengambilan keputusan.

Terkait dengan berbagai dasar pengambilan keputusan yang dapat dipilih, memang terdapat banyak kelebihan dan kekurangan dari masing-masing cara. Namun kekurangan dan kelebihan ini agaknya dapat disiasati dengan memilih cara yang tepat disesuaikan dengan masalah yang sedang dihadapi.

Misalnya masalah yang cenderung membutuhkan keputusan yang cepat, dapat dilakukan pemilihan keputusan dengan dasar intuitif maupun pengalaman. Lain halnya dengan masalah-masalah yang sangat membutuhkan fakta-fakta dan informasi yang akurat demi terselesaikannya masalah.

Disamping dasar pengambilan keputusan, terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhinya. Setiap faktor mungkin memiliki kekurangan, namun mungkin dapat diatasi dengan memaksimalkan faktor lain yang sama pentingnya.

Sebagai pengambil keputusan, ada baiknya menjadi ´si tipe produktif' disamping punya ide yang orisinil, juga mau berbagi kepada sesama anggota organisasi demi kemajuan organisasi itu sendiri.

Beberapa waktu lalu saya sempat mengikuti kegiatan BEM Universitas Gunadarma yaitu Hero of Education and Social sebagai volunteer. Pada persiapan acara yang bergerak di bidang kemanusiaan ini Misalnya mengenai cara penyediaan sembako, persiapan seminar, dll. Hal-hal tersebut meskipun sederhana juga memerlukan pengambilan keputusan yang tepat agar hambatan maupun masalah yang mungkin terjadi dapat diminimalisir maupun dihilangkan.




Referensi:
  • Hasan, I., 2002, Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, Jakarta: Ghalia Indonesia.
  • Runtuwene, Lastiko,  Kepentingan dan Pengambilan Keputusan Partisipatif Dalam Organisasi Pendidikan Sekolah, http://sulut.kemenag.go.id/file/file/Katolik/xcjq1363633187.pdf. Diakses tanggal 14 Mei pukul 2:16pm.
  • Syamsi, Ibnu, 1995, Pengambilan Keputusan SIstem Informasi, Jakarta: Bumi Aksara.
  • Veithzal, R., 2004, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 

Thursday, April 23, 2015

Konversi Notasi Infix Menjadi Postfix Menggunakan Pascal

Dear, Readers,

Beberapa hari ini (cuma seminggu, si :p) saya disibukan dengan tugas mengkonversi notasi infix menjadi postfix menggunakan bahasa pascal. Untungnya dengan bantuan beberapa teman program ini dapat diselesaikan. hihi

Sebenarnya ada banyak program di internet yang sudah jadi, namun kebanyakan memeanfaatkan fungsi dan prosedur, yang mungkin akan sulit dipahami pemula. Jadi dalam post ini saya akan sekedar share soal program yang telah kami buat.


Well, suatu program tidak akan berjalan mulus tanpa algoritma yang oke.

Berikut algoritma konversi infix menjadi postfix secara singkat.
  • Jika bertemu '(',
    • Push / masukan simbol '(' ke dalam stack.
  • Jika bertemu ')'
    • Pop / keluarkan satu-persatu elemen dalam stack secara terurut mulai dari posisi teratas sampai dengan terbawah.
  • Jika bertemu Operator (^,*,/,+,-),
    • Push / masukan  elemen ke dalam stack.
    • Namun, Perlu diperhatikan jika elemen baru yang akan dimasukan tingkatannya (prioritas) lebih rendah atau sama dengan dari elemen yang sudah ada di posisi teratas stack, maka pop dahulu elemen yang ada dalam stack, hingga prioritas elemen baru tidak lebih tinggi dari elemen top (paling atas).
  • Jika operand (katakanlah, huruf, alfabet, variabel),
    • Langsung cetak operand tersebut.
  • Jika bertemu ';',
    • Pop semua elemen dalam stack secara terurut mulai dari posisi teratas sampai bawah.

Berikut Source Code programnya:





testing..

Download Source Code via Google Drive

Catatan:
  • Jika dijalankan via Free Pascal IDE muncul errorcode 201. << ini saya belum tahu deh cara perbaikannya.
  • Maaf konversi otomatis di blog ini belum di disable, jadi mungkin beberapa script masih terhalang emoticon.
  • Sementara ini logika per sintaks belum sempat saya jelaskan secara lengkap.
  • Thx to FPC, Notepad++, github, dll

Wednesday, April 8, 2015

Kepemimpinan

  1. Pengertian Kepemimpinan

  2. Kepemimpinan muncul seiring dengan peradaban manusia, awalnya manusia berkumpul bersama kemudian bekerja bersama-sama untuk mempertahannya keberlangsungan hidupnya menentang kebuasan binatang dan alam disekitarnya. Pada masa itu seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin adalah orang-orang yang paling kuat, paling cerdas, dan paling berani. Tidak berbeda dengan zaman modern, pemimpin dan kepemimpinan di manapun juga dan kapanpun juga selalu diperlukan.

    Sebelum memahami apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ada baiknya mengetahui terlebih dahulu arti pemimpin (leader). Kepemimpinan dilakukan oleh seorang pemimpin dan seorang pemimpin mengemban tugas dengan beraktivitas untuk melaksanakan kepemimpinan tersebut. Ada banyak sekali definisi dari kata ‘pemimpin’, misalnya:

    1. Henry Pratt Fairchild (dalam Kartono, 1998) menyatakan: 
      Pemimpin dalam pengertian luas ialah seorang yang memimpin, dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha / upaya orang lain, melalui prestise, kekuasaan, atau posisi. Dalam pengertian yang terbatas pemimpin ialah seorang yang membimbing dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya, dan akseptansi / penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.

    2. John Gage Allee (dalam Kartono, 1998) menyatakan: “Leader.. a guide; a conductor; a commander;” (pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun; komandan).

    3. Menurut Kartono (1998: 33):
      Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

    Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin ialah seseorang yang memiliki kelebihan di satu bidang, yang dapat memandu, mengorganisir, mengontrol upaya orang lain demi pencapaian suatu tujuan tertentu.

    Sedangkan ada beberapa definisi dari kepemimpinan, diantaranya:

    1. Menurut Richard L. Daf (2005: 5) yang mendefinisikan: Kepemimpinan (leadership) adalah suatu pengaruh yang berhubungan antara para pemimpin dan pengikut (followers).

    2. Kemudian Gibson menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu upaya menggunakan pengaruh untuk memotivasi orang-orang guna pencapaian suatu tujuan.

    3. Yukl dalam bukunya mendefinisikan pemimpin sebagai proses untuk memengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama.

    Jika dipadukan, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan hubungan antara seorang pemimpin dengan pengikutnya, dalam hal ini pemimpin mengupayakan agar pengikutnya paham dan setuju dengan tugas yang diberikan dan bagaimana tugas tersebut dilakukan secara efektif demi tercapainya suatu tujuan.

    Di dalam suatu organisasi beberapa fungsi kepemimpinan, antara lain:

    1. Memprakarsai struktur organisasi,
    2. Menjaga adanya kordinasi dan integritas organisasi,
    3. Merumuskan tujuan institusional atau organisasioinal, dan menentukan sarana serta cara-cara yang efisien untuk mencapai tujuan tersebut,
    4. Mempengaruhi pertentangan dan konflik-konflik yang muncul, dan mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang,
    5. Mengadaka revisi, perubahan, inovasi pengembangan, dan penyempurnaan dalam organisasi.

    Terdapat beberapa metode kepemimpinan yang dilakukan seorang pemimpin dalam membimbing para pengikutnya untuk melakukan sesuatu, sehingga diharapkan dapat membantu keberhasilan pemimpin dalam melakukan tugas-tugasnya, sekaligus dapat memperbaiki prilaku dan kualitas kepemimpinannya. Beberapa diantarnya menurut Ordway Tead (dalam Kartono, 1998) sebagai berikut:

    1. Memberi Perintah,
    2. Memberi celaan dan pujian,
    3. Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar
    4. Peka terhadap saran-saran
    5. Memperkuat rasa kesatuan kelompok
    6. Menciptakan disiplin diri dan disiplin kelompok
    7. Meredam kabar agin dan issue-issue yang tidak benar




  3. Tipologi Kepemimpinan

  4. Berikut beberapa pengelompokan tipe kepemimpinan menurut beberapa kelompok sarjana (dalam Kartono: 1998):
    1. Tipe Karismatis
    2. Tipe kepemimpinan ini mempunyai daya tarik dan wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain. Tokoh-tokohnya antara lain: Sukarno, Jengis Khan, Gandhi, dll 

    3. Tipe Paternalistis dan maternalistis
    4. Tipe ini merupakan tipe kepemimpinan yang kebapakan dan keibuan, menganggap pengikutnya sebagai anaknya sendiri yang belum dewasa dna perlu dikembangkan, cenderung melindungi, jarang memberi kesempatan untuk mengambil keputusan dan inisiatif terhadap bawahan, bersikap maha-tau dan maha-benar. 

    5. Tipe militeristis
    6. Bersifat kemiliteran, mirip dengan tipe otoriter, banyak menggunakan sistem komando / perintah, menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, menyenangi formalitas, menuntut adanya disiplin keras, tidak menghendaki saran, usul, sugesti dan kritik dari pengikutnya, komunikasi hanya berlangsung searah. 

    7. Tipe Otokratis/Otoritatif
    8. Autos = sendiri, kratos = kekuasaan, otokrat berarti penguasa absolut. Cenderung mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi. 

    9. Tipe Laisser Faire
    10. Tipe kepemimpinan ini pada hakikatnya bukan seorang pemimpin dalam arti sebenarnya. Kepemimpinan ini membiarkan pengikutnya berbuat semau sendiri, tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri, tidak ada koordinasi kerja, dan tidak berdaya sama sekal dalam menciptakan situasi kerja yang kooperatif. Sehingga kelompok yang dipimpinnya tidak terkontrol, dan tanpa disiplin. 

    11. Tipe Populis
    12. Profesor Peter Worsley dalam bukunya The Third Wold mendefinisikan kepemimpinan ini sebagai kepemimpinan yang dapat membangun solidaritas rakyat, yang menekankan kesatuan nasional, nasionalisme, dan sikap yang berhati-hati terhadap kolonialisme dan penindasan serta penguasaan oleh kekuatan-kekuatan asing (luar negeri). 

    13. Tipe Administratif
    14. Merupakan tipe kepemimpinan yang mampu melaksanakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis dan perkembangan sosial di tengah masyarakat. 

    15. Tipe Demokratis (Group developer)
    16. Kepemimpinan ini berorientasi kepada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien pada pengikutnya. Kepemimpinan ini menghargai potensi setiap individu dan mau mendengarkan nasihat dan sugesti dari bawahan. Kekuatan kepemimpinan ini terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.



  5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan


  6. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kepemimpinan:

    1. Pemimpin. Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor penting dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Pemimpin harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat,

    2. Pengikut (Followers) Pengikut merupakan salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.

    3. Komunikasi Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.

    4. Situasi Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.




  7. Implikasi manajerial kepemimpinan terhadap organisasi

    Menurut Kartono (1998) Organisasi merupakan sistem kegiatan terkoordinasi dari kelompok yang bekerja sama mengarah pada tujun bersama, di bawah kewenangan dan kepemimpinan. Sementara kunci dari koordinasi dan kerja sama dalam kelompok tentunya dipengaruhi oleh kepemimpinan yang ada dalam organisasi tersebut. 

    Kepemimpinan dalam organisasi berfungsi sebagai penggerak, koordinator dari sumber daya manusia, sumber daya alam, semua dana, dan sarana dalam organisasi. 

  8. Tugas utama dari seorang pemimpin adalah mengambil keputusan, segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi sebaiknya adalah karena diputuskan demikian, bukan karena secara kebetulan terjadi. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka semakin besar bobot dari keputusan yang diambilnya meskipun keputusan tersebut bersifat umum.

    Kepemimpinan yang efektif akan dapat mempengaruhi dan menggerakkan perilaku anggota organisasi untuk bekerja secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan.

Referensi:
  • Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi kelima, Jakarta: PT Indeks kelompok GRAMEDIA, 2005.